INDONESIA KU

Friday, April 26, 2013

CLASS MEETING MA. MA'ARIF 19 HASYIM ASY'ARI

Kegiatan Class meeting ini di adakan di MA Hasyim asy'ari adalah untuk mempererat tali persaudaraan antara siswa siswi dengan guru.
kebersamaan dalam keadaan apapun adalah kebahagiaan kita yang tak akan pernah kita lupakan saat saat yang seperti ini ,,

persahabatan adalah segalahnya bagi kita, sedih, senag, canda, tawa kita selalu bersama sahabat. Sahabat adalah sebagian dari keluarga kita. walaupun kita tak akan selamanya bersama, namun hati kita selalu menyatu dalam diri pada sahabat kita semuanya.
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri. “Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita.”**
“Sebaik baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik baik jiran di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap jirannya.” (Hadis riwayat al-Hakim)
Dari Nu’man bin Basyir r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang di antara mereka adalah seumpama satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit maka mengakibatkan seluruh tubuh menjadi demam dan tidak bisa tidur.” (Hadis riwayat Muslim)
“Berkawan biar seribu, berkasih biar satu.” Saya lebih selesa dengan berkawan biar berpada jumlahnya, lihat kualiti, bukan kuantiti. Dan berkasih jangan cuma satu saja, kalau mampu, biar ramai. Kasihkan Allah, Rasul-Nya, pasangan (suami/isteri) , anak-anak, keluarga, kaum kerabat, jiran dan juga kawan atau sahabat. Baru betul! Tak gitu?
Allah SWT mencipta makhluk di atas muka bumi ini berpasang-pasangan. Begitu juga manusia, tidak akan hidup bersendirian. Kita tidak boleh lari dari berkawan dan menjadi kawan kepada seseorang. Jika ada manusia yang tidak suka berkawan atau melarang orang lain daripada berkawan, dia dianggap ganjil dan tidak memenuhi ciri-ciri sebagai seorang manusia yang normal
“Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya.” (Hadis riwayat Abu Daud).
Hadis al-Bukhari dari Abu Musa al-Asy'ari, bermaksud:
“Diumpamakan rakan yang soleh dan rakan yang jahat ialah seperti (berkawan) dengan penjual minyak wangi dan tukang besi. Penjual minyak wangi tidak akan mensia-siakan anda, sama ada anda membelinya atau hanya mendapat bau harumannya. Tukang besi pula boleh menyebabkan rumah anda atau baju anda terbakar, atau mendapat bau busuk.”
Arti Sahabat adalah segalanya.
Sahabat adalah orang ketiga dari orang tua dan guru di sekolah. Terkadang di saat kita butuh seorang sahabat,ia selalu ada buat kita. Tidak semua sahabat kita itu saling ada buat sahabat-sahabatnya yang lain. Terkadang dengan kesibukan mereka masing-masing mereka tidak selalu ada buat kita. Jadi Kita harus saling mengerti Satu sama lain.


Sahabat Yang baik adalah mereka yang mengisi kekuranganmu bukan mengisi kekosonganmu(Kahlil Gibran) Seorang sahabat adalah Kado yang anda berikan kepada diri anda sendiri.
 Menjalin persahabatan dengan lawan jenis memang sah-sah saja. Bahkan tak sedikit wanita yang lebih memilih kaum pria sebagai tempat curhat ketimbang rekan-rekan wanita yang dinilainya lebih suka "bergosip ria" atau tidak bisa dipercaya. Begitu juga sebaliknya, tak sedikit pria yang lebih memilih bersahabat dengan rekan wanita, yang salah satu alasanya mungkin untuk bisa mendapatkan pandangan lain dari sudut lawan jenis

kita akan selalu bersama didalam dekapan jiwa kita. I LOVE MY FRIENDS
kebersamaan kita tidak akan sampai masa terakhir kita di Lembaga Pendidikan Ma. Ma'arif 19 Hasyim Asy'ari, Walau kita nanti sudah tidak lagi di Dalam putih abu-abu, jangan melepas tali persaudaraan kita semasa kita di sekolah.
Bersatu kita teguh, Bercerai kita berantakan.


sang juara dalam segala perlombaan class meeting yang di adakan pimpinan komisariat ipnuippnu hasyim asy'ari,
senangnya makan lolipop, emmm lezat banget sampai sampai ndongong,, xixixixxixiix

Walaupun kita kumus - kumus kita masih bisa bercanda tawa bersama
Sifat-Sifat Seorang Sahabat :
  • Jika Engkau membuat bakti kepadanya,ia akan melindungimu.
  • Jika Engkau rapatkan persahabatan dengannya,ia akan membalas baik persahabatanmu itu.
  • Jika Engkau Memerlukan Pertolongan daripadanya berupa uang dan sebagainya,ia akan membantumu.
  • Jika Engkau menhulurkan sesuatu kebaikan kepadanya,ia akan menerima dengan baik.
  • Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu,ia akan menutupnya.
  • Jika Engkau meminta suatu bantuan daripadanya ia akan mengusahakannya.
  • Jika Engkau berdiam diri(karena malu hendak meminta),ia akan menanya kesusahanmu.
  • Jika Engkau berkata kepadanya,ia akan membenarkannya.
  • Jika Engkau meraqncang sesuatu,ia akan membantumu.
  • Jika Engkau berselisih faham,Niscaya ia lebih senang mengalah untuk kepentingan persahabatan
Sufyan Astsaury berkata, “Siapa yang bergaul dengan orang banyak harus mengikuti mereka, dan siapa mengikuti mereka harus bermuka-muka pada mereka, dan siapa yang bermuka-muka kepada mereka, maka binasalah seperti mereka pula.”

Hati-hatilah atau tinggalkan sahaja sahabat seperti di bawah:

1. Sahabat yang tamak: ia sangat tamak, ia hanya memberi sedikit dan meminta yang banyak, dan ia hanya mementingkan diri sendiri.
2. Sahabat yang hipokrit: ia menyatakan bersahabat berkenaan dengan hal-hal lampau, atau hal-hal mendatang; ia berusaha mendapatkan simpati dengan kata-kata kosong; dan jika ada kesempatan membantu, ia menyatakan tidak sanggup.
3. Sahabat pengampu: Dia setuju dengan semua yang kamu lakukan tidak kira betul atau salah, yang parahnya dia setuju dengan hal yang tidak berani untuk menjelaskan kebenaran, di hadapanmu ia memuji dirimu, dan di belakangmu ia merendahkan dirimu.
4. Sahabat pemboros dan suka hiburan: ia menjadi kawanmu jika engkau suka pesta, suka berkeliaran dan ‘melepak’ pada waktu yang tidak sepatutnya, suka ke tempat-tempat hiburan dan pertunjukan.

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,
“Sejahat-jahat teman ialah yang memaksa engkau bermuka-muka dan memaksa engkau meminta maaf atau selalu mencari alasan.”

SEJARAH IPNU IPPNU

SEJARAH LAHIRNYA
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA' (IPNU)
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA' (IPPNU)


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (disingkat IPNU) adalah badan otonom Nahldlatul Ulama yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pad segmen pelajar dan santri putra. IPNU
didirikan di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H/ 24 Pebruari 1954, yaitu pada Konbes LP Ma'arif NU. Pendiri IPNU adalah M. Shufyan Cholil (mahasiswa UGM), H. Musthafa (Solo), dan Abdul Ghony Farida (Semarang).
Ketua Umum Pertama IPNU adalah M. Tholhah
Mansoer yang terpilih dalam Konferensi Segi Lima yang diselenggarakan di Solo pada 30 April-1 Mei 1954 dengan melibatkan perwakilan dari Yogyakarta, Semarang, Solo, Jombang, dan Kediri.
Pada tahun 1988, sebagai implikasi dari tekanan rezim Orde Baru, IPNU mengubah kepanjangannya menjadi "Ikatan Putra Nahdlatul Ulama". Sejak saat itu, segmen garapan IPNU meluas pada komunitas remaja pada umumnya. Pada Kongres XIV di Surabaya pada tahun 2003, IPNU kembali mengubah kepanjangannya menjadi "Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama". Sejak saat itu babak baru IPNU dimulai. Dengan keputusan itu, IPNU bertekad mengembalikan basisnya di sekolah dan pesantren.
VISI IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari'at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama'ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Untuk mewujudkan visi tersebut, IPNU melaksanakan MISI
(1) Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi; 
(2) Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa; 
(3) Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah; 
(4) Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.
Sebagai salah satu perangkat organisasi NU, IPNU menekankan aktivitasnya pada program kaderisasi, baik pengkaderan formal, informal, maupun non-formal. Di sisi lain, sebagai organisasi pelajar, program IPNU diorientasikan pada pengembangan kapasitas pelajar dan santri, advokasi, penerbitan, dan pengorganisasian pelajar.
Kini IPNU telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah di tingat provinsi dan 374 Pimpinan Cabang di tingkat kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2008, anggota IPNU telah mencapai lebih dari 2 juta pelajar santri yang telah tersebar di seluruh Indonesia.
Disini IPPNU tidak akan lepas dari sejarah IPNU, karena merupakan satu wadah yang sama untuk para pelajar dengan latar belakang NU. Sehingga lahirnya IPPNU pun juga karena para pelajar putri yang tergabung dalam IPNU ingin mempunyai wadah sendiri, yang tidak menjadi satu dengan para pelajar putra. Ini bisa dimaklumi, karena pada saat itu sudah mulai muncul konflik gender yang imbasnya juga sampai pada negara kita. Maka para pelajar putri ingin mendapatkan "keistimewaan" yang lebih.
Add caption
Lahirnya IPPNU
Sejarah kelahiran IPPNU dimulai dari perbincangan ringan oleh beberapa remaja putri yang sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Hasil obrolan ini kemudian dibawa ke kalangan NU, terutama Muslimat NU, Fatayat NU, GP. Ansor, IPNU dan Banom NU lainnya untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada kongres I IPNU yang akan diadakan di Malang. Selanjutnya disepakati bahwa
peserta putri yang akan hadir di Malang dinamakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres, yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari – 5 Maret 1955, ternyata keberadaan IPNU putri masih diperdebatkan secara alot. Rencana semula yang menyatakan bahwa keberadaan IPNU putri secara administratif menjadi departemen dalam organisasi IPNU. Namun, hasil pembicaraan dengan pengurus teras PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusifitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut, pada hari kedua kongres, peserta putri yang terdiri dari lima utusan daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri) terus melakukan konsultasi dengan jajaran teras Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yakni PB Ma'arif (KH. Syukri Ghozali) dan PP Muslimat (Mahmudah Mawardi). Dari pembicaraan tersebut menghasilkan beberapa keputusan yakni:
· Pembentukan organisasi IPNU putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dari IPNU
· Tanggal 2 Maret 1955 M/ 8 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran IPNU putri.
· Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan-pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu Umroh Mahfudhoh dan sekretaris Syamsiyah Mutholib.
· PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah. 
· Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU putri kepada PB Ma'arif NU. Selanjutnya PB Ma'arif NU menyetujui dan mengesahkan IPNU putri menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Dalam perjalanan selanjutnya, IPPNU telah mengalami pasang surut organisasi dan berbagai peristiwa nasional yang turut mewarnai perjalanan organisasi ini. Khususnya di tahun 1985, ketika pemerintah mulai memberllakukan UU No. 08 tahun 1985 tentang keormasan khusus organisasi pelajar adalah OSIS, sedangkan organisasi lain seperti IPNU-IPPNU, IRM dan lainnya, tidak diijinkan untuk memasuki lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pada Kongres IPPNU IX di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang kepanjangannya "Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama" berubah menjadi "Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama". Selanjutnya, angin segar reformasi telah pula mempengaruhi wacana yang ada dalam IPPNU. Perjalanan organisasi ketika menjadi "putri-putri" dirasa membelenggu langkah IPPNU yang seharusnya menjadi organisasi pelajar di kalangan NU. Keinginan untuk kembali ke basis semula yakni pelajar demikian kuat, sehingga pada kongres XII IPPNU di Makasar tanggal 22-25 Maret tahun 2000 mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis pelajar dan penguatan wacana gender. Namun, pengembalian ke basis pelajar saja dirasa masih kurang. Sehingga pada Kongres ke XIII IPPNU di Surabaya tanggal 18-23 Juni 2003, IPPNU tidak hanya mendeklarasikan kembali ke basis pelajar tetapi juga kembali ke nama semula yakni "Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama". Dengan perubahan akronim ini, IPPNU harus menunjukkan komitmennya untuk memberikan kontribusi pembangunan SDM generasi muda utamanya di kalangan pelajar putri dengan jenjang usia 12-30 tahun dan tidak terlibat pada kepentingan politik praktis yang bisa membelenggu gerak organisasi. Namun perlu juga dipahami bahwa akronim "pelajar" lebih diartikan pada upaya pengayaan proses belajar yang menjadi spirit bagi IPPNU dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan seluruh komponen masyarakat Indonesia dengan mengedepankan idealisme dan intelektualisme .
Sirnalah gelap terbitlah terang Ilmu kucari amal kuberi
Untuk agama bangsa negeri